Review - Scheduled Suicide Day "Menemukan bukti atau melakukan bunuh diri"


Judul : Scheduled Suicide Day
Penulis : Akiyoshi Rikako
Tebal : 280 halaman
Penerbit : Haru
Tahun terbit : 2017
ISBN : 978-602-6383-19-8
.
.
.
Blurb : 
Ruri yakin ibu tirinya telah membunuh ayahnya.

Tak sanggup hidup bersama ibu tirinya, Ruri bertekad bunuh diri untuk menyusul ayahnya.

Ruri akhirnya pergi ke desa yang terkenal sebagai tempat bunuh diri, tapi dia malah bertemu dengan hantu seorang pemuda yang menghentikan niatnya. Hantu itu berjanji akan membantu Ruri menemukan bukti yang disembunyikan oleh ibu tirinya, dengan janji dia akan membiarkan Ruri mencabut nyawanya seminggu kemudian jika bukti tersebut tidak ditemukan.

Itulah jadwal bunuh diri Ruri :
satu minggu, terhitung dari hari itu. 
.
.
.

Ruri adalah gadis sekolah menengah biasa yang dikelilingi oleh orang-orang yang luar biasa menurutnya, ayahnya seorang koki handal dan ibunya pun demikian. Ruri dan keluarganya memiliki restoran keluarga yang sangat mengagumkan. Ruri juga memiliki beberapa teman yang dekat dengannya. Kehidupan Ruri sangat menyenangkan, bukan?

Namun itu semua tidak bertahan terlalu lama. Kejadian-kejadian buruk terus menimpa Ruri, seperti meninggalnya ibu Ruri, dan itulah yang membuat ayah Ruri harus menikah lagi dengan seorang wanita yang kini telah menjadi ibu Ruri. Ruri merasakan banyak kejanggalan-kejanggalan dari ibu tirinya tersebut, hingga kejanggalan itu membuncah dan terbumbui oleh rasa benci saat Ruri menemukan ayahnya meninggal dunia.
.
Tak sanggup menahan beban hidupnya, Ruri memutuskan untuk mendatangi sebuah desa yang terkenal sebagai tempat bunuh diri. Namun, rencana dan usahanya digagalkan oleh hantu seorang pemuda yang dengan beraninya menawarkan bantuan kepada Ruri untuk menyelidiki kasus kematian ayahnya dan mengumpulkan semua buktinya, jika hantu pemuda itu tidak berhasil mengumpulkan semua buktinya, ia akan memersilakan Ruri untuk mencabut nyawanya. Namun yang jadi permasalahannya adalah kesempatan untuk menguak bukti kematian ayah Ruri hanyalah satu minggu dan itupun dihitung dari hari itu. Padahal, Ruri meyakini bahwa ibu tirinya itu sangatlah cerdik, dan hal tersebut akan menyulitkan rencananya dengan hantu pemuda itu dalam mengumpulkan bukti kematian ayahnya. 
.
Apakah Ruri dan hantu pemuda itu berhasil mengumpulkan buktinya? Atau malah sebaliknya dan hantu itu malah memersilakan Ruri menyusul ayahnya?
.
.
.
Ini adalah novel jepang yang kesekian kalinya yang aku baca, sekaligus novel ketiga karangan Akiyoshi Rikako yang saya baca. Seperti di novel Girls in the Dark dan The Dead Return, Akiyoshi Rikako menyuguhkan sebuah novel dengan berlatar belakangkan sisi gelap dari manusia yang menyebabkan seorang manusia dapat melakukan hal-hal negatif lainnya, contohnya bunuh diri. 
.
Novel ini memiliki penyampaian yang sangat mengena Contohnya ketika Ruri merasakan kesedihan yang teramat dalam karena ditinggal kedua orang tuanya, saya juga dapat merasakan bagaimana kesedihan itu, bagaimana kondisi Ruri saat itu. Hal itu seolah-olah memberikan sebuah interaksi kepada para pembaca, dan adegan Ruri ketika melakukan persiapan bunuh diri sampai ke praktiknya, saya pribadi juga deg-degan dan ikut ngeri. 
.
Sebenarnya, saya sendiri juga tidak tahu apa maksud kehadiran 'Si Hantu' di dalam novel ini. Apakah untuk menambah nuansa horor atau tidak. Jika kehadiran 'Si Hantu' ini bertujuan untuk menambah kesan horor, menurut saya novel ini tidak ada kesan horornya sama sekali karena kehadiran 'Si Hantu' itu. Malah, yang menjadi kesan horor di novel ini adalah latar suasana desa tempat Ruri bunuh diri dan penginapan sepi tempat Ruri menumpang tidur. Kehadiran tokoh 'Si Hantu' ini justru lebih cocok menjadi tokoh penyeimbang untuk tokoh Ruri yang terkesan suram atau gloomy
.
Adegan yang sangat saya sukai di novel ini adalah adegan ketika Ruri dan 'Si Hantu' sedang berusaha mencari bukti-bukti yang disembunyikan oleh ibu tiri Ruri, karena adegan tersebut lumayan membuat deg-degan dan keringat dingin bagi saya, ditambah lagi tokohnya yang terkesan hidup dan tidak membosankan. 
.
Untuk alur novel ini sendiri saya akui sangat bagus dan tidak berbelit-belit. Namun, dari segi  pemilihan temanya, menurut saya novel ini sangat tidak dianjurkan untuk anak dibawah usia tujuh belas tahun, karena mengangkat tema bunuh diri bagi anak yang masih sekolah. Sehingga, akan lebih aman lagi jika pada bagian sampul novel ini diberi batasan usia minimal bagi pembaca. 
.
Untuk keseluruhan, novel ini bagus dan menghibur. 
Jadi, untuk novel ini saya beri skor 4,5/5


Komentar