Review - Lunar Eclipse


Judul : Lunar Eclipse
Penulis : Nindya Chitra
Tebal : 404 halaman
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2018
Genre : Thriller, horror, romance, school life
ISBN : 978-602-04-5490-0

.
.
.

Blurb :

Serena Aldyathena tak pernah menyangka mimpi buruk yang kerap hadir dalam tidurnya merupakan pertanda terbukanya gerbang kegelapan. Sebuah kecelakaan menghentikan mimpi-mimpinya, lantas menukarnya dengan kemampuan berinteraksi dengan mereka yang berdiri di ambang hidup dan mati.

Kenzie Reynand Praditama menyandang gelar indigo di belakang predikat most wanted di SMA Prisma Jaya. Dia memanfaatkan kemampuan tak wajarnya untuk mendapat perhatian semua orang dan menjahili hantu-hantu penghuni sekolah.

Sebuah tragedi melibatkan Serena dan Ken dalam pencarian kebenaran atas kematian sesosok hantu misterius. Satu per satu tabir tersingkap. Pencarian mereka bermuara pada satu titik dimana jawaban atas mimpi buruk yang pernah menghantui Serena menunjukkan bahwa mimpi tersebut bukan bunga tidur belaka. Dia memperkenalkan diri sebagai sesuatu yang lebih pekat dari kegelapan, lebih mengerikan dari kematian, dan lebih menyeramkan dari hantu mana pun tapi tak dapat disingkirkan tanpa meninggalkan bekas. Sebab, manusia dan emosinya bisa menjadi kombinasi paling merusak yang pernah ada.

.
.
.

Novel ini mengisahkan seorang gadis bernama Serena, yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di sekolah swasta yang elit di Bandung, SMA Prisma Jaya. Begitu masuk ke sekolah tersebut, Serena sudah merasakan hawa mistis karena tak jarang ia dihantui oleh 'penghuni' sekolahan tersebut. Namun, Serena memilih untuk diam. Berbanding terbalik dengan Ken, siswa populer yang luarnya sangat sempurna yang juga memiliki bakat indigo. Ken lebih memilih untuk mengusik ketenangan hantu-hantu di sekolah ini dengan menceritakan hal-hal yang ia ketahui ataupun yang ia dapat langsung dari hantu tersebut. Hal itulah yang membuat Serena kesal setengah mati sampai ia dengan berani menghujat Ken lewat majalah sekolah. Serena kesal karena selain mendapatkan keluhan tentang hantu-hantu yang terusik, Serena juga mengecap Ken sebagai siswa yang penuh dengan pencitraan dan omong kosong. Untungnya, Serena memiliki sahabat yang sangat baik dan tidak kalah populer dari Ken, si ketua OSIS SMA Prisma Jaya, Aldebaran Karendra atau biasa dipanggil oleh Serena dengan panggilan Karen.

Namun, sebuah tragedi besar mempertemukan Serena dengan Ken untuk saling kompak satu sama lainnya. Membuat Serena mau tak mau harus berkompromi dengan Ken karena kemampuan yang sama-sama mereka miliki. Hilangnya adik Karen yang bernama Kinan secara misterius -terhitung dari diadakannya PENSI di SMA Prisma Jaya- membuat Serena dan Ken bingung tak karu-karuan karena rumitnya petunjuk yang ingin mereka dapatkan. Namun siapa sangka, akibat dari kasus ini, Serena dan Ken menjadi sangat dekat. Bahkan membuat Serena terjebak di antara cinta segitiga di antara Ken dan Karen. 

Hingga sebuah fakta besar menghampiri Serena, Ken, dan Karen. Fakta tersebut terlalu mengejutkan bagi mereka bertiga. Namun, mereka bertiga mau tak mau harus mengakui bahwa fakta itu benar. 

---

Novel ini merupakan novel remaja dengan perpaduan genre thriller, romance dengan perpaduan yang sangat pas dan komplit. Alur dan bahasanya sangat santai dan mendetail, namun tidak menimbulkan kesan flat. Justru alur dari setiap bab itu sangat mendukung dan membuat suasana menjadi hidup. Cara penulis menyisipkan adegan romansa juga sangat tepat dan tidak cheezy alias terlalu lebay, justru yang unik, adegan romansanya ini bikin baper dan melengkapi setiap adegan di novel ini.

Selain itu, tema thriller dan horror dari novel ini memang terasa sekali dan bukan hanya embel-embel semata. Sehingga, latar dan alurnya bisa saling terikat dan mendukung. Novel ini juga memiliki genre ala-ala detektiv juga, jadi ini sangat interaktif dan hasilnya juga logis. 

Dari segi penokohan, saya akui bahwa tokoh-tokohnya terkesan sangat hidup dan mampu bersatu dengan penulisnya. Serena dengan ciri khasnya yang kuat, Ken dengan sisinya sendiri, sementara Karen dengan sifatnya yang khas. Jadi tidak susah membedakan antara tokoh satu dengan tokoh lainnya. Tokoh di novel ini juga menyatu dengan alurnya dan mendukung satu sama lainnya. 

Novel yang sangat memorak-morandakan emosi saya ketika baca. Ada saat adegan yang menegangkan, bikin baper, gregetan, bahkan ada adegan yang bikin nangis parah. Lengkap sudah rasanya. Intinya, novel ini sangat keren dan recommended. Ini novel Indonesia terbaik di tahun 2018 yang saya baca. Meskipun ada beberapa yang typo sedikit, tapi tidak mengurangi keseruan dari novel ini.

So, kesimpulannya, saya beri novel ini nilai 4,8/5 

Komentar