Review - Maddah "Persahabatan dua dunia"


Judul : Maddah
Penulis : Risa Saraswati
Tebal : 306 halaman
Penerbit : Bukune Kreatif Cipta
Tahun terbit : 2017
.
.
.

Blurb:

Takdir telah mempertemukan kami, seorang manusia biasa dengan lima anak kecil yang pernah menjadi manusia.
Menjalin hubungan lebih dari sekadar persahabatan.
Darah kami berbeda, jasad kami berbeda, langkah kami tak sama, tapi sebuah benang telah mengikat hati kami -tak terpisahkan.

Namun kini, aku merasa persahabatan ini menjadi kian rumit.
Terlalu banyak perasaan yang terlibat di dalamnya.
Seharusnya, aku tak perlu mengurusi hal seperti ini.
Masih banyak masalah realistis yang perlu kuselesaikan.
Ingin rasanya berani bicara,"Tempat kalian bukan di sini, pulanglah ke tempat yang seharusnya!"
Tapi...aku tak tahu harus menjawab apa jika mereka bertanya..."Kami harus pulang ke mana?"

---

Maddah merupakan sekuel dari Danur yang ceritanya masih mengulas seputar kehidupan Risa dan kelima temannya, Peter, Hendrick, Hans, William, dan Janshen. Lama tidak bertemu dengan kelima temannya, membuat Risa merasakan rindu kepada lima temannya tersebut. Apalagi, kelima temannya tersebut sudah memiliki tempat untuk menetap setiap malah sekaligus mengikuti sekolah malam di sebuah gedung sekolah tua, bersama sang guru Norah. Hal tersebut membuat Risa tidak bisa leluasa bertemu dengan kelima temannya lagi.

Setiap kali bertemu dengan kelima temannya, Risa selalu menceritakan kisah dari 'sosok lain' yang pernah ia jumpai. Jadi, di novel ini, Risa juga akan membagikan beberapa kisah-kisah lainnya. Di novel Maddah pula, mulai muncul konflik di antara dua teman Risa lainnya, meskipun konflik itu membuat saya gemas sendiri ketika baca, dan di novel ini pula juga muncul sosok-sosok lainnya seperti Ivana, Elizabeth, Norah, dan lainnya. Ketika Risa mulai penasaran dengan sosok Ivana, Elizabeth, dan Norah, ia bersikeras mencari kisah yang bersumber dari mereka sendiri. 

Risa mengajak para membaca untuk berkenalan dengan teman-teman barunya tersebut dan mengajak pembaca untuk bisa mengambil makna dari kehidupan.

...

Untuk novel ini, saya akui memiliki beberapa alur yang berbeda-beda setiap babnya tetapi setiap babnya memang sangat menarik untuk disimak. Karena ini merupakan novel bergenre horor, maka novel ini tidak lepas dari adegan-adegan yang berbau horor. Misalnya ketika Risa mencoba memanggil Ivana menggunakan papan ouija. Adegan tersebut menurut saya adalah adegan yang sangat mendebarkan karena menurut Kak Risa, kemunculan Ivana diawali dengan konflik yang mendebarkan pula. 

Selain itu, yang menarik dari novel ini adalah bagaimana Kak Risa menuliskan sederet kejadian yang menimpa beberapa 'tokoh' di novel ini dengan sangat detail dan mengalir dengan lembut. Bahkan, saya juga turut merasakan kepedihan dan masa lalu yang kelam dari beberapa tokoh tersebut. 

Dalam segi penokohan, saya tidak berkomentar banyak karena saya dengar, novel ini adalah hasil murni dari interaksi Kak Risa dan teman-temannya.

Saya yakin, novel ini dapat mengobati rasa penasaran seseorang tentang kehidupan di alam lain.

Jadi, novel ini saya beri skor 4/5.




Komentar